The Right Choice [Review]
Dalam buku ini, Kendra Smiley memaparkan pengalaman hidup para wanita. Kisah-kisah itu diramu dengan indah dan memberikan secercah harapan serta dorongan semangat. Anda akan tertawa dan menangis saat mencoba memahami kisah para wanita yang menolak membiarkan situasi menghancurkan sikap positif mereka. Berikut ini adalah salah satu kisahnya.
Sebelum menikah, saya sudah menjadi guru selama beberapa tahun. Pada satu tahun ajaran, saya menghadapi sekelompok siswa kelas 4 yang tidak begitu akur satu sama lain. Mereka menghormati saya dan menjadi pendengar yang baik, tetapi mereka selalu bertengkar.
Pada suatu hari, perselisihan mereka akhirnya membuat kesabaran saya habis. Saya sudah muak dengan sikap buruk mereka. Kurang lebih tiga menit sebelum istirahat, saya meminta para siswa untuk mengeluarkan sehelai kertas dan pensil.
"Tuliskan nama kalian di ujung atas kertas," saya memulai. "Pada baris berikutnya, ibu ingin kalian menuliskan nama orang yang paling tidak kalian inginkan menjadi teman sebangku kalian. Lalu lipas kertas kalian."
"Apakah kami hanya menuliskan satu nama?", banyak yang bertanya demikian.
"Bolehkan saya membuat sebuah daftar?", tanya seorang pemuda yang kelihatan tidak setuju.
"Satu nama saja," jawab saya dan berhenti sejenak hingga tugas itu diselesaikan oleh semua siswa. "Sekarang, beri nomor 1,2,3 pada kertas kalian dan tuliskan tiga kebaikan orang yang namanya kalian tuliskan di atas kertas. Tuliskan tiga hal yang patut dipuji dari orang tersebut."
Saya berkata, "Begitu selesai, kalian boleh keluar kelas untuk istirahat."
Mereka semua neyelesaikan tugas itu. Memang latihan kecil itu tidak langsung menimbulkan perubahan besar bagi kelas kami. Namun, mereka memperlakukan satu sama lain dengan lebih ramah untuk beberapa waktu. Hal itu menimbulkan perbedaan yang positif dalam sikap dan interaksi mereka. Memilih untuk memuji seseorang adalah pilihan yang baik, pilihan yang memberi kekuatan.
Memuji seseorang dengan jujur dan tulus menimbulkan konsekuensi yang menakjubkan. Memfokuskan perhatian pada seseorang, memuji orang lain, dapat menumbuhkan sikap yang positif. Dan itu merupakan suatu pilihan. Kita dapat memilih untuk memuji orang-orang dalam hidup kita atau tidak.
Sebelum menikah, saya sudah menjadi guru selama beberapa tahun. Pada satu tahun ajaran, saya menghadapi sekelompok siswa kelas 4 yang tidak begitu akur satu sama lain. Mereka menghormati saya dan menjadi pendengar yang baik, tetapi mereka selalu bertengkar.
Pada suatu hari, perselisihan mereka akhirnya membuat kesabaran saya habis. Saya sudah muak dengan sikap buruk mereka. Kurang lebih tiga menit sebelum istirahat, saya meminta para siswa untuk mengeluarkan sehelai kertas dan pensil.
"Tuliskan nama kalian di ujung atas kertas," saya memulai. "Pada baris berikutnya, ibu ingin kalian menuliskan nama orang yang paling tidak kalian inginkan menjadi teman sebangku kalian. Lalu lipas kertas kalian."
"Apakah kami hanya menuliskan satu nama?", banyak yang bertanya demikian.
"Bolehkan saya membuat sebuah daftar?", tanya seorang pemuda yang kelihatan tidak setuju.
"Satu nama saja," jawab saya dan berhenti sejenak hingga tugas itu diselesaikan oleh semua siswa. "Sekarang, beri nomor 1,2,3 pada kertas kalian dan tuliskan tiga kebaikan orang yang namanya kalian tuliskan di atas kertas. Tuliskan tiga hal yang patut dipuji dari orang tersebut."
Saya berkata, "Begitu selesai, kalian boleh keluar kelas untuk istirahat."
Mereka semua neyelesaikan tugas itu. Memang latihan kecil itu tidak langsung menimbulkan perubahan besar bagi kelas kami. Namun, mereka memperlakukan satu sama lain dengan lebih ramah untuk beberapa waktu. Hal itu menimbulkan perbedaan yang positif dalam sikap dan interaksi mereka. Memilih untuk memuji seseorang adalah pilihan yang baik, pilihan yang memberi kekuatan.
Memuji seseorang dengan jujur dan tulus menimbulkan konsekuensi yang menakjubkan. Memfokuskan perhatian pada seseorang, memuji orang lain, dapat menumbuhkan sikap yang positif. Dan itu merupakan suatu pilihan. Kita dapat memilih untuk memuji orang-orang dalam hidup kita atau tidak.
Komentar