Perintah Allah vs Adat Istiadat
Orang Farisi mempertanyakan mengenai "Mengapa murid-murid-Yesus melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.". Yesus pun menyatakan kepada orang-orang farisi " "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? "
Dari percakapan Tuhan Yesus dengan Ahli taurat, Tuhan Yesus ingin menekankan bahwa, adat-istiadat yg dipegang seharusnya bersinergi dengan Firman Tuhan. Adat istiadat tidak lebih tinggi posisinya dari firman Tuhan dan Firman Tuhan memegang otoritas dari segala adat- istiadat.
Disamping konteks adat-istiadat orang farisi, saya ingin sedikit membahas mengenai adat di papua. Dalam keseharian saya, banyak hal yang kadang membuat kita memilih untuk lebih mengikuti adat-istiadat dibandingkan mengikuti kebenaran dalam firmanNya. misalnya ;
- Kalau ke kuburan, jangan lupa bilang "permisi" kepada keluarga kita yg sudah mati
- Menikah dalam adat lebih penting dibanding nikah gereja, jadi kadang pernikahan dalam adat dilakukan lebih dulu, kemudian beberapa tahun setelahnya baru dilakukan pernikahan di gereja.
- Kecenderungan untuk mencari dan menggunakan "orang pintar" dibanding mencari petunjuk dari Allah
- Boleh saja tipu untuk kebaikan,dll...
- dan lain sebagainya..
Jika kita mengaku sebagai pengikut kristus, seharusnya kita menyerahkan hidup kita secara total kepada Tuhan. Bukan sebagian percaya kepada Allah, sebagian lagi percaya kepada Adat Istiadat. Hal ini menyebabkan kita tidak konsisten terhadap status dan peran kita.
Yesaya berkata " Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."
Implikasi : Berkomitmenlah untuk setia kepada Allah, sumber kebenaran yg hakiki...
Komentar