Selamat Tinggal, Tanteku sayang

Saya ingin share mengenai tante saya di Biak. Hari ini Tuhan telah memanggil tante kembali ke sisiNya. Seminggu yang lalu, beliau terdeteksi mengidap kanker korion atau dalam istilah medis disebut Choriocarcinoma. Gejala awal yg dialami adalah perut membesar dan sering ada keluhan sakit..Setelah di rawat selama beberapa hari dan kemarin dilakukan operasi, hari ini tante sudah kembali kepada Bapa.

Tante meninggalkan kisah yg sangat inspiratif untuk dikenang. Tante, bapa saya, dan bapaade (Sebutan untuk adiknya bapak) adalah tiga bersaudara kandung.  Ketika bapa berumur 2 tahunan, mereka sudah menjadi anak yatim piatu. Kakek saya meninggal ketika bapaade lahir, kemudian disusul oleh nenek. Mereka hidup dalam kesederhanaan - mungkin lebih tepatnya kemiskinan -bersama dengan nenek(buyut).

Kebutuhan hidupnya dipenuhi dengan cara menjual tikar yg terbuat dari daun lontar. Dalam setahun, mereka cuma dikasih 1 baju baru. Itupun pas momen natal. Jadi bisa dibayangkan kehidupan mereka saat itu. Sebagai kaka yang bertanggungjawab dan memikirkan adiknya, tante mengorbankan pendidikannya. Tante berhenti sekolah untuk membantu nenek mencukupi kebutuhan mereka, termasuk menyekolahkan bapa dan juga bapaade. 

Akhirnya saat ini bapak dan bapaade bisa memperoleh pekerjaan yg layak. Terus bagaimana dengan tante ? Tante sampai akhir hidupnya tetap menjadi wanita sederhana yg mulia. Beliau menjadi petani biasa, dan tetap tinggal di kampung, bersama keluarganya. Ketika diajak untuk tinggal di kota bersama bapak, tante justru keberatan, karena tidak mau merepotkan bapa. Setahu saya, tante cuma tinggal bersama kami 3 kali. Padahal  jarak yg memisahkan kami dari kampungnya tante hanya 100-an kilometer.

Saat ini saya bersyukur sudah mempunyai tante yg luar biasa.Dari tante saya belajar tentang beberapa prinsip hidup yang ditunjukan. Tentang bagaimana mengasihi tanpa menuntut balas, bertanggungjawab, pengorbanan, kerendahan hati, dan kedewasaan dalam memandang hidup. Bersyukur untuk hidupnya yang memberikan berkat bagi sesama, dan terlebih untuk keluarga kami. Selamat jalan tante, semoga Tuhan menjaga tante di sorga.

Komentar

Unknown mengatakan…
turut berduka cita kak
wanita yang tangguh dan sangat sederhana...
tapi darisini bisa kita lihat bahwa pengorbanannya membawa perubahan bukan hanya di bapa dan bapaade kk tapi terus ke keturunan selanjutnya...
kalau dulu tante kk tidak mau berkorban, mungkin sekarang semua masih hidup dalam kemiskinan, dan mungkin kak juga tidak sampai petra.
Tapi memang Tuhan punya rencana luar biasa dan matanya tidak pernah tertutup, telinganya tidak pernah tuli untuk melihat dan mendengar anakNya.
Banyak sekali yang saya pikirkan setelah membaca tulisan ini

Selamat jalan buat tante... Semoga Diterima di sisi kanan Bapa
Unknown mengatakan…
Tadi pagi waktu mama sms, diriku sedih..hampir menitikan air mata juga soalnya saya mengingat Bapa..Bapa pasti sedih banged, kemarin aja ga kuat berada di rumah sakit apalagi sekarang..

Pemikiran yang muncul sama dengan yg diungkapkan vani diatas..
Saya tidak pernah mengenal mama tua, tapi saya dapat mengatakan bahwa saya dapat merasakan dampak dari pengorbanan yang mama tua lakukan..
Tindakan mulia dan pengorbanan yang luar biasa tanpa menuntut balas yang membuat Bapa n Bapa Ade bisa berhasil sama seperti sekarang ini..bahkan kk emo pun merasakan hidup lebih enak..

Terima kasih mama tua
Tuhan tau dan akan membalas semuanya

Postingan populer dari blog ini

Merenungkan Firman Tuhan

6 Film Kristen yang sangat Inspiratif

Yusuf Arimatea & Refleksi tentang Iman