Lady in Waiting - Chapter 2 : Wanita yang rajin

Akhirnya kesampaian juga melanjutkan tulisanku yang sebelumnya. Yang belum baca, bisa liat disini

Mari kita lanjutkan..

Setiap orang yang sudah menikah membutuhkan waktu 3 kali lipat dibandingkan wanita
single jika ingin terlibat dalam pelayanan. Dia harus menyiapkan makanan untuk seisi rumahnya, menyiapkan anak-anaknya ke sekolah, mengurus suaminya, membersihkan rumahnya dn sejumlah kerepotan serta “kekacauan” lainnya. Aku bisa membayangkannya, pasti rempong banged..Ngurus diri sendiri aja repot apalagi ngurus orang lain..hehehehehe

Wanita
single memiliki kontrol yang lebih besar terhadap waktunya. Kita memiliki banyak waktu dan kesempatan yang dapat kita manfaatkan. Setiap orang percaya harus menggunakan waktunya dengan bijak.
Seperti dalam Efesus 5:5-17 (BIS) berkata : “Sebab itu, perhatikanlah baik-baik cara hidupmu. Jangan hidup seperti orang-orang bodoh; hiduplah sepeti orang-orang bijak. Gunakanlah sebaik-baiknya setiap kesempatan yang ada padamu, karena masa ini adalah masa yang jahat. Jangan bodoh, tetapi selidikilah apa yang dikehendaki Tuhan”.

Wanita
single dapat terlibat dalam pekerjaan Tuhan pada tingkat yang tidak dapat dicapai oleh seorang wanita yang telah menikah karena tanggung jawab dan gangguan yang dihadapinya sebagai isteri dan ibu. Namun parahnya, wanita single lebih sibuk dengan keadaan dirinya. Mengasihani dirinya sendiri karena kesepian dan ga punya pacar. Akibatnya dia tertekan secara emosi. Beberapa wanita berpikir bahwa hidup mereka belum lengkap apabila belum menikah. Mereka terus menanti dan menangguhkan kehidupannya menunggu pria idamannya datang dengan menggunakan kuda putih.

Daripada berkutat dalam kesendirian dan terus mengasihani diri, gunakanlah waktu-waktu itu sebagai hadiah dari Allah-kesempatan untuk melayani Allah.
Apakah hidup berkelimpahan itu hanya milik wanita yg sudah menikah? Apakah seorang istri dan ibu lebih puas dalam hidup dibanding seorang wanita single? Kehidupan itu memuaskan hanya jika kita melayani Tuhan, apapun keadaan kita.

Pada saat seseorang menikah, ia melepaskan waktu ekstra yang dia miliki untuk Tuhan. Dia harus menggunakan waktunya untuk menjaga dan memelihara keluarganya. Jadi sekaranglah waktunya, waktu yang dianugerahkan Tuhan untuk melayaniNya.

Melayani Tuhan bukan hanya berbicara mengenai menjadi singer atau pemain musik di gereja. Tetapi saat kita memberi perhatian untuk orang lain, memberi semangat kepada yang letih lesu, mendoakan yang sedang berbeban berat, menjaga orang sakit, memberkati orang lain lewat tulisan/sms yang menguatkan, mendengar keluh kesah orang lain dan masih banyak lagi. Intinya kita lebih memperhatikan kebutuhan orang lain, lebih dari kepentingan diri kita sendiri. Bukan hanya mengenai uang tapi menyentuh hati orang lain lewat kata-kata dan perbuatan kita, sharing mengenai kehidupan dan mengasihi orang lain dalam bentuk yang nyata.

Keterlibatan dalam pelayanan apapun menuntut pengorbanan. Lebih mementingkan kebutuhan orang lain dibandingkan diri kita sendiri.

Jadi ayo yang masih single, yang belum menikah, yang belum punya banyak tanggungjawab, gunakan waktu-waktu ini untuk melayani Tuhan.

Komentar

Remuz mengatakan…
wahhh,welly semakin rajin menulis :P love u honey
Unknown mengatakan…
hahahahaha..iya dong..:)

Postingan populer dari blog ini

Merenungkan Firman Tuhan

6 Film Kristen yang sangat Inspiratif

Yusuf Arimatea & Refleksi tentang Iman