Menjaga Konsistensi

Menjaga konsistensi merupakan hal yang sulit dilakukan. Ketika pertama kali tiba di kampus ini, semangat juang saya sangat tinggi. begitu banyak perubahan yang pengen saya lakukan, agar kampus ini semakin baik. Tapi seiring berjalannya waktu, seiring sikap keras kepala, dan kultur yang kurang baik, perlahan semangat juang saya semakin berkurang. Itulah mengapa konsistensi itu adalah hal yang sulit. 


Baru 3 kali sih, saya membersihkan AULA berukuran 8 x 15 meter itu. Bangku-bangku saya atur dengan posisi yang sangat akurat, berdasarkan tile (keramik/tehel) -nya. Jadi pasti rapi, karena pengaturannya mengikuti garis lurus yg dihasilkan oleh tile tersebut. Satu hari kemudian dilakukan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Panitia SPMB langsung merombak formasi/posisi bangku-bangku, dengan tidak mengembalikan bangku tersebut ke tempatnya. Setelah SPMB, saya dan 3 orang mahasiswa mengubah posisi kursi kembali ke mode default versi Remuz wkwkwwkwk.....tapi ternyata hal tersebut tidak bertahan lama. Tadi pagi, karena aula tersebut digunakan untuk Ujian Akhir Semester (UAS), posisi kursi di ubah oleh pengawas ruangan, dan sekali lagi tidak mengembalikan ke tempatnya....

Ketika saya datang dan melihat kondisi itu, semua perasaan muncul seketika. Marah, jengkel, kecewa, sedih, bercampur menjadi satu. "Kenapa seolah-olah orang-orang disini sangat sulit untuk menjaga kebersihan..?" kira- kira seperti begitulah pertanyaan saya dalam hati. Hal tersebut juga membuat saya ingin acuh terhadap kondisi tersebut. Tapi dalam keadaan itu, saya belajar itulah ARTI KONSISTENSI. Konsistensi berarti saya tetap harus tetap melakukan hal baik, meskipun orang-orang di sekitar saya tidak/acuh terhadap hal tersebut. Konsistensi berarti tetap membuang sampah di tempatnya, meskipun orang lain buang sampah sembarangan heheheheh...kira-kira seperti itulah pelajaran yg saya pelajari...

Saya bersyukur pada Tuhan, karena disaat-saat saya pengen acuh/ tidak peduli lagi, IA mengajarkan untuk tetap setia, dan mengerjakan panggilan pelayanan saya di dunia kampus.  Tetap setia mengerjakan panggilan,yang bahkan orang lain tidak melihat..Dan hari ini saya benar-benar diingatkan Tuhan supaya melakukan sesuatu  hanya untukNya, bahkan dalam hal sepele seperti menyapu, membuang sampah pada tempatnya, dan hal kecil lainnya.
Kolose 3:23 "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia".
 Banyak pemahaman, cara pandang dan sikap yang berubah, ketika saya belajar untuk melihat dari kacamata Allah, tentang bagaimana saya belajar untuk tetap konsisten dalam panggilan yang sudah IA berikan....

Bagaimana dengan teman-teman semua ?

Komentar

Mega mengatakan…
sering aku juga rasanya mau nyerah mlakukan hal yang baik, kayak gak ada hasilnya. tapi berulang kali ngingatin diri sendiri,"Ini untuk Tuhan Meg, bukan manusia. Ini untuk Tuhan...".

Soalnya kalo buat manusia, haduhh...neiii...pasti kcewa kalo gak dihargai, bahkan diremehkan. Tapi buat Tuhan, apa sih yang ngga...^^
Remuz mengatakan…
Makasih mega untuk commentnya ^_^

Postingan populer dari blog ini

Merenungkan Firman Tuhan

6 Film Kristen yang sangat Inspiratif

Yusuf Arimatea & Refleksi tentang Iman