Wasit ...!!!
Final Copa Indonesia IV berakhir dengan catatan negatif. Bahkan, final Copa Indonesia musim ini tercatat sebagai final terburuk dalam sejarah perhelatan ajang antardivisi tersebut. Purwanto menjadi kambing hitam atas kejadian memilukan di final tersebut.
Persipura mogok lantaran kecewa atas kepemimpinan wasit asal Kediri itu. Kepemimpinan Purwanto dinilai berat sebelah. Bagaimana Purwanto menanggapi hal tersebut? Berikut petikan wawancara Jawa Pos dengan Purwanto.
Bagaimana sebenarnya penilaian Anda terhadap handsball pemain Sriwijaya FC, Jacques Joel Tsimi sehingga Anda tidak memutuskan penalti?
Saya harus akui bahwa pemain Sriwijaya FC saat itu ada yang handsball di kotak penalti. Tapi, saya melihat dia dalam posisi pasif. Karena itu, saya tidak menghukum Sriwijaya FC dengan penalti.
Pengetahuan sebagian besar publik dan mungkin sebagian pemain, mereka selalu menilai bahwa setiap pemain yang handsball di kotak penalti itu harus diganjar dengan penalti. Nah, Tsimi kan handsball di kotak penalti, kenapa tidak ada penalti?
Tidak semua handsball itu harus diganjar hukuman. Sebab, handsball ada dua jenis, yakni aktif dan pasif. Jika aktif tentu harus dihukum dengan penalti, tapi kalau pasif, tidak harus dihukum. Nah, saya melihat posisi pemain Sriwijaya FC yang handsball waktu itu adalah handsball pasif. Jadi saya tidak perlu memberikan penalti. Saya sudah menjelaskan itu ke pemain Persipura saat mereka protes.
Jadi, Anda menganggap keputusan Anda sudah tepat? Bagi saya sudah tepat. Saya sudah menjalankan sesuai aturan.
Tapi, banyak yang menganggap penilaian Anda keliru? Semua berhak menilai, begitupula dengan saya. Di atas lapangan, saya punya penilaian sendiri. Dan saya penilaian saya adalah apa yang sudah saya utarakan sebelumnya.
Kegigihan Anda mempertahankan pendapat membuat Persipura mogok main dan akhirnya pertandingan tidak dilanjutkan. Pendapat Anda apa?
Itu hak mereka. Tapi, seharusnya mereka harus bisa menghormati keputusan wasit dan melanjutkan pertandingan. Namun, kalau mereka sudah memilih seperti itu (mundur), itu hak mereka.
Tapi, pengunduran diri mereka kan karena kecewa atas kepemimpinan Anda. Anda dinilai terlalu membela Sriwijaya FC. Apalagi, Anda juga menghentikan pertandingan babak pertama, saat Persipura dalam posisi menyerang?
Kalau saya wasit Sriwijaya FC, kenapa saya justru memberi kartu lebih banyak kepada mereka. Saya bukan wasit Sriwijaya FC. Saya bertugas sesuai dengan aturan. Saya tidak memihak siapapun. Mengenai akhir babak pertama. Sebab, waktu sudah habis. Bahkan, sudah lebih dari waktu injury time. Kalau saya malanjutkan, terus terjadi tendangan penjuru lagi, terus kapan selesainya. Sesuai aturan, kecuali penalti, pertandingan bisa dihentikan ketika waktu pertandingan sudah habis.
Persipura mogok lantaran kecewa atas kepemimpinan wasit asal Kediri itu. Kepemimpinan Purwanto dinilai berat sebelah. Bagaimana Purwanto menanggapi hal tersebut? Berikut petikan wawancara Jawa Pos dengan Purwanto.
Bagaimana sebenarnya penilaian Anda terhadap handsball pemain Sriwijaya FC, Jacques Joel Tsimi sehingga Anda tidak memutuskan penalti?
Saya harus akui bahwa pemain Sriwijaya FC saat itu ada yang handsball di kotak penalti. Tapi, saya melihat dia dalam posisi pasif. Karena itu, saya tidak menghukum Sriwijaya FC dengan penalti.
Pengetahuan sebagian besar publik dan mungkin sebagian pemain, mereka selalu menilai bahwa setiap pemain yang handsball di kotak penalti itu harus diganjar dengan penalti. Nah, Tsimi kan handsball di kotak penalti, kenapa tidak ada penalti?
Tidak semua handsball itu harus diganjar hukuman. Sebab, handsball ada dua jenis, yakni aktif dan pasif. Jika aktif tentu harus dihukum dengan penalti, tapi kalau pasif, tidak harus dihukum. Nah, saya melihat posisi pemain Sriwijaya FC yang handsball waktu itu adalah handsball pasif. Jadi saya tidak perlu memberikan penalti. Saya sudah menjelaskan itu ke pemain Persipura saat mereka protes.
Jadi, Anda menganggap keputusan Anda sudah tepat? Bagi saya sudah tepat. Saya sudah menjalankan sesuai aturan.
Tapi, banyak yang menganggap penilaian Anda keliru? Semua berhak menilai, begitupula dengan saya. Di atas lapangan, saya punya penilaian sendiri. Dan saya penilaian saya adalah apa yang sudah saya utarakan sebelumnya.
Kegigihan Anda mempertahankan pendapat membuat Persipura mogok main dan akhirnya pertandingan tidak dilanjutkan. Pendapat Anda apa?
Itu hak mereka. Tapi, seharusnya mereka harus bisa menghormati keputusan wasit dan melanjutkan pertandingan. Namun, kalau mereka sudah memilih seperti itu (mundur), itu hak mereka.
Tapi, pengunduran diri mereka kan karena kecewa atas kepemimpinan Anda. Anda dinilai terlalu membela Sriwijaya FC. Apalagi, Anda juga menghentikan pertandingan babak pertama, saat Persipura dalam posisi menyerang?
Kalau saya wasit Sriwijaya FC, kenapa saya justru memberi kartu lebih banyak kepada mereka. Saya bukan wasit Sriwijaya FC. Saya bertugas sesuai dengan aturan. Saya tidak memihak siapapun. Mengenai akhir babak pertama. Sebab, waktu sudah habis. Bahkan, sudah lebih dari waktu injury time. Kalau saya malanjutkan, terus terjadi tendangan penjuru lagi, terus kapan selesainya. Sesuai aturan, kecuali penalti, pertandingan bisa dihentikan ketika waktu pertandingan sudah habis.
Komentar