Teladan


Ada satu kalimat yang aku suka banged, yang aku dengar dari pendetaku.
"Teladan berbicara lebih keras daripada sekedar kata-kata"
Dan sampe saat ini kata-kata ini selalu berputar-putar diotakku.

Aku juga suka mengamati tingkah laku anak-anak kecil disekitarku, ada yang ceria, suka tertawa, ada yang murung, ada yang suka marah-marah, sensitif, sombong, cerewet, dls. Dalam hatiku bertanya, darimana mereka belajar semua hal itu? Ya, mereka mempelajarinya dari orang tua mereka masing-masing.

Ada satu hal yang aku suka dari "kebiasaan" makan di meja makan yang diterapkan oleh Oma-ku di Malang kepada cucu-cucunya. Pada saat liburan, aku mengunjungi Oma-ku di Malang dan hal yang sering kulihat pada saat sepupu kecilku (Ian - 5tahun) makan adalah dia dengan taatnya duduk di meja makan, walaupun kaki kecilnya tidak dapat menyentuh lantai. Dia akan melahap makanannya sampai habis baru beranjak dari situ. (Padahal anak-anak seusia dia biasanya disuapin dan makan sambil dikejar-kejar baby sitter ato orang tuanya)

"Ya, anak-anak melihat apa yang kita lakukan lebih dari apa yang kita katakan"

Jika kita ingin anak-anak kita berbicara dengan sopan, berbicaralah secara sopan juga dengan mereka dan juga pasangan kita. Jangan sampai kita sendiri berbicara dengan membentak-bentak ato berteriak padahal meminta anak-anak kita untuk berbicara dengan sopan. Jika kita ingin anak-anak kita hormat terhadap orang yang lebih tua (termasuk orang tuanya) maka kita juga harus menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain terutama orang tua dan pasangan kita. Jika kita ingin anak-anak kita murah hati, maka kita harus memberi bantuan dengan murah hati kepada orang lain juga. Jika kita ingin anak-anak kita rajin berdoa, berdoalah bersama mereka. Jika kita ingin anak-anak kita suka membaca terutama Alkitab, maka kita pun harus melakukannya.
Remember, we are her/him role model
Salah satu hal yang paling aku suka dan bisa kujadikan teladan dari pacarku adalah pacarku orang yang murah hati. Dia dengan mudah menolong orang yang kesusahan. Aku ingat pada suatu waktu ada seorang "adik" (adik angkatan kami waktu kuliah) kami yang sakit, dia tidak memiliki banyak uang tapi dia memberi lebih dari 40% gajinya saat itu untuk membantu biaya rumah sakit "adik" kami tersebut (I proud of honey :D). Dan saat aku mengenal Bapa (papanya kk emo-pacarku), aku menyadari bahwa karakter pacarku ini diteladankan dari papanya :).

Ya, saat ini aku belum menjadi orang tua jadi aku masih punya kesempatan untuk belajar, belajar mengembangkan karakterku, supaya bisa menjadi teladan yang baik buat anak-anakku. Satu kalimat yang kuingat dari artikel yang pernah kubaca berkata begini :
Saya percaya, sebagai wanita (Ibu/Orang tua), kita dipercaya untuk membangun sebuah generasi. Kita semua tahu bahwa unit terkecil dari sebuah generasi adalah seorang individu. Jika kita berhasil membangun seorang individu, kita berada di jalur yang benar. Bayangkan bahwa putera (anak-anak) yang kita didik kelak akan menjadi seorang pria/wanita yang membangun keluarganya dengan baik.
Hmmmm, ingatlah kita akan berinvestasi dalam hidup anak-anak kita jadi bangunlah karakter kita mulai saat ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merenungkan Firman Tuhan

6 Film Kristen yang sangat Inspiratif

Yusuf Arimatea & Refleksi tentang Iman