Bersahabat dengan lawan jenis

Setiap kita pasti punya sahabat, pria maupun wanita. Kepada sahabatlah kita berbagi suka dan duka, menceritakan rahasia, saling menguatkan dan mendoakan, sahabat selalu dapat dipercaya, menegur kalo salah, dapat diandalkan, asyik untuk diajak jalan-jalan, dan melakukan hobi-hobi yang disukai lainnya.

Sebenarnya keunggulan sahabat itu bukan terdapat pada kuantitasnya (berapa banyak) tapi pada kualitasnya. It’s ok bila kita hanya punya satu sahabat tapi harus benar-benar yang berkualitas.

Pada masa-masa sekolah atau kuliah, kita pasti punya banyak teman yang bisa diajak jalan bareng, carita bukagigi a.k.a ketawa ketiwi, pokoknya bisa menghabiskan banyak waktu bersama bahkan hanya untuk melakukan hal-hal konyol atau menjahili teman lainnya. Pada saat bekerja pasti hanya ada beberapa sahabat yang
selalu setia. Proses ini seperti proses seleksi alam (hihihihihihi), beberapa datang, beberapa pergi tapi yang tetap setia akan selalu ada bersama tak terpisahkan oleh jarak dan waktu (kata-katanya leboy)

Pertanyaannya adalah bolehkah kita berteman dengan lawan jenis?? Untuk menjawab pertanyaan ini, aku akan membagi jawabannya dalam 3 kategori.

Yang pertama untuk yang berstatus SINGLE : Boleh banged..Bertemanlah sebanyak-banyaknya dengan lawan jenismu (tapi yang sejenis juga yah, hihihihihi). Idealnya, kita akan menemukan pasangan kita dari antara teman-teman kita (klo dulu pas aku kuliah di Petra ada penjelasan pake lingkaran2 gitu deh). Dari hanya sekedar tau nama, menjadi sering bertemu, tuker nomer hape, jadi teman, teman baik, sahabat, dan juga berpotensi untuk jadi pasangan kita. Hehehehehehe. Pacarku juga adalah sahabatku. Awal kenal dari tahun 2002, jadi teman, sahabat, PDKT dan baru jadi pacar di tahun 2007.

Menurut aku, sahabat tidak akan mengharapkan adanya percik percintaan di dalamnya. Tidak ada rasa menginginkan, tidak ada hasrat ataupun deg-degan ketika menatap matanya. Jadi selama jadi sahabat hindarilah terlalu sering berduaan seperti makan malam bareng, dijemput pas mau ke gereja, anterin kemana-mana, sms-an sepanjang hari, duduknya sebelahan melulu, dan hal-hal yang mengundang romantisme lainnya. Ketergantungan emosional yang dibangun bila sudah terlalu dekat akan sangat mempengaruhi kehidupan dua orang tersebut. Pasti ada rasa cemburu bila diantara dua orang tersebut dekat dengan orang lain. Bila salah satu diantara dua orang ini ada yang jadian (dengan org lain) pasti ada yang sakit hati. Biasanya disebut teman tapi mesra = DILARANG. Buatlah batasan-batasan emosional agar kita tidak terjebak dan bergantung pada sahabat kita sendiri

Ingat : Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." ( Amsal 4:23 )
Yang kedua untuk yang berstatus IN RELATIONSHIP : tetep boleh TAPI selalu ingat bahwa status kita saat ini adalah pacaran artinya kita harus lebih dekat dengan pasangan kita dibanding dengan sahabat kita. Kita harus bisa menjaga komitmen kita kepada pasangan kita. Bolehlah sekali-kali mengantar sahabat kita pulang (tapi ga boleh keseringan), boleh meminta saran dari sahabat kita tapi bukan berarti setiap ada masalah, kita curhatnya ke dia terus. Apalagi klo lagi marahan sama pasangan kita, terus curhatnya sama sahabat kita. Ntar lama-lama sahabat kita kedengaran lebih bijaksanalah, lebih baiklah, lebih pengertianlah, dan sebagainya. Ingat, saat seseorang sedang tidak dalam masalah, biasanya dia bisa lebih berpikir objektif. Hasil akhirnya malah jatoh cintrong deh sama sahabatnya sendiri alias pagar makan tanaman..wkwkwkwkwk = DILARANG.

Saat berkomitmen untuk membangun hubungan dengan seseorang artinya kita berusaha untuk membangun komunikasi yang baik, menjadikan dia seorang sahabat terbaik dan tetap setia. Ketika ingin melakukan atau mengatakan sesuatu kepada orang lain, pikirkanlah bagaimana reaksi pasangan kita bila mengetahuinya. Apakah dia akan marah bila kita memanggil seseorang dengan sebutan sayang, mengantarkan seseorang pulang, membantu mengerjakan pekerjaan teman yang berlawanan jenis, dls.

Aku bersyukur, saat ini kami (aku dan Remuz) punya banyak sekali sahabat. Bukan hanya sahabatku tapi sahabat kami. Hampir semua sahabat Remuz adalah sahabatku juga, begitupun sebaliknya. Ini membuat kami nyaman dengan hubungan kami dan sahabat-sahabat kami. Aku tidak akan merasa cemburu bila Remuz memanggil Ina, Ithin, Maya, Nura, Sisca, Leni, atau sahabat perempuan kami yang lain dengan sebutan sayang. Aku tidak akan merasa cemburu jika Remuz mengantar mereka pulang, menjemput mereka, dan menolong mereka menyelesaikan masalah mereka. Mengapa? Karena aku juga sahabat mereka, bahkan lebih dari itu keluarga mereka. Remuz dekat dengan mereka tapi lebih dekat denganku. Mereka kadang suka curhat ke Remuz tapi mereka juga minta aku berdoa untuk mereka. Senangnya punya sahabat-sahabat dalam Tuhan.


Yang ketiga untuk yang berstatus MARRIAGE : pada masa ini sahabat kita yang terbaik adalah pasangan kita. Sebelum sharing apapun kepada siapapun juga (terutama mengenai masalah dalam keluarga) seharusnya pasangan kita sudah mengetahuinya. Seberapa besar porsi yang diceritakan kepada sahabat kita juga seharusnya diketahui pasangan kita. Menurutku yah (butuh advise juga nih), klo ingin sharing masalah ke sahabat kita seharusnya bukan hanya kepada sahabat kita saja tapi pasangannya juga untuk menghindari fitnah. Apa kata orang-orang klo seorang istri makan malam berdua dengan suami orang lain??o o w..

Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." ( 1 Korintus 15:33). Pilihlah sahabat-sahabat yang berkualitas yang selalu mendukungmu untuk terus bertumbuh didalam Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merenungkan Firman Tuhan

6 Film Kristen yang sangat Inspiratif

Yusuf Arimatea & Refleksi tentang Iman