Masalah Hidup dan Jalan Hidup...
Well, minggu lalu aku nonton X-Men: Days of Future Past, dan aku ingin menuliskan bagian-bagian yang mengesankan dari fim itu, menurutku sih.
The first part, and the most memorable one is when Young Charles met the old him.
Young Charles: So this what becomes of us. Eric was right. Humanity does this to us.
Old Charles: Not if we show them a better past.
Young Charles: You still believe?
Old Charles: Just because someone stumbles and loses their way, it doesn’t mean they’re lost forever. Sometimes we need a little help.
Young Charles: I’m not the man I was. I open my mind and it almost overwhelms me.
Old Charles: You’re afraid, and Cerebro knows it.
Young Charles: In all those voices…so much pain.
Old Charles: It’s not their pain you’re afraid of — it’s yours. And frightening as it can be their pain will make you stronger if you allow yourself to feel it. Embrace it. It will make you more powerful than you ever imagined. It’s the greatest gift we have that can bear pain without breaking, and it’s born from the most human power: Hope. Please Charles, we need you to hope again.
Aku setuju sih dengan pernyataan Old Charles. Ada masa-masa di mana seseorang tersesat dan kehilangan arah, tidak tahu apa yang harus dilakukan dan bahkan merasa bahwa hidup ini tidak cukup berarti untuk diperjuangkan. Dan benar memang, jika kadangkala, bukan, melainkan seringkali kita bersembunyi, melarikan diri dari penderitaan kita. Kita tidak berani menghadapi masalah dan kenyataan hidup. Tapi kita tidak bisa terus menerus menghindar dan melarikan diri. Kemana pun kita lari, dimana pun kita bersembunyi masalah yang sama pasti akan berhasil mengejar kita dan tak ada jalan lain selain menghadapi masalah itu dan mengalahkannya. Tentu saja kita akan menghadapi banyak kesulitan, penderitaan dan tantangan, tapi kita tidak bisa maju jika kita tidak mampu mengalahkan semuanya itu. Aku menganut paham bahwa seorang pemenang bukanlah orang yang bisa menghindari masalah, tapi justru dia yang bisa berjuang mengatasi masalahnya dan mengalahkannya.
And the second part that I think it’s wonderful when Beast, Wolverine and Charles discussed about the future.
Hank McCoy: There’s a theory in quantum physics that time is immutable. It’s like a river — you can throw a pebble in and create a ripple, but the current always corrects itself. No matter what you do the river just keeps flowing in the same direction.
Wolverine: What are you trying to say?
Beast: What I’m saying is, what if the war is inevitable? What if she’s meant to kill Trask? What if this is simply who she is?
Charles Xavier: Just because someone stumbles and loses their way it doesn’t mean they’re lost forever. No, I don’t believe that theory Hank, and I can not believe that is who she is. Ready the plane. We’re going to Washington.
Aku percaya bahwa masing-masing kita memiliki jalan hidup kita sendiri, bahwa hidup kita sudah digariskan oleh Sang Pencipta. Tapi hal itu tidak berarti kita diharuskan menjalani hidup yang demikian. Aku percaya akan Tuhan yang mengatur hidup kita, tapi aku juga percaya bahwa Dia menganugerahkan kita kehendak bebas untuk kita menentukan arah hidup kita. Tentunya Tuhan tidak menciptakan kita untuk menjadi boneka atau robot, yang hanya menjalankan program yang telah dibuatNya tanpa tahu apa yang sedang kita kerjakan. Mungkin ada orang-orang yang menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi dalam hidup mereka, bahwa semuanya ini adalah takdir Tuhan yang tidak memihak mereka. Tapi, kupikir itu semua adalah kamuflase untuk menutupi ketidakmampuan mereka mengatasi kehidupan ini, bahwa mereka tidak berani memperjuangkan hidup mereka sehingga mereka bersembunyi dalam bayang-bayang takdir sebagai dasar pembenaran diri mereka sendiri.
Aku lebih memilih untuk meyakini bahwa apa yang terjadi dalam hidup ini disebabkan oleh diri kita sendiri. Memang benar bahwa Tuhan telah menyiapkan jalan bagi kita, tapi sekali lagi kita memiliki kebebasan untuk memilih menelusuri jalan yang telah disiapkanNya atau mengambil jalan sendiri. Dan apapun pilihan yang kita ambil, aku percaya bahwa semuanya itu tetap ada dalam kontrol Tuhan.
Ketika ada dari kita yang tersesat dan kehilangan arah, mungkin akan ada orang-orang yang menghakimi kita, tapi aku percaya bahwa selalu ada jalan dan kesempatan untuk kembali. Kita memiliki kesempatan untuk berbalik arah karena Tuhan masih mengijinkan kita dan memberi kesempatan. Tuhan masih bersabar dan menantikan kita untuk kembali ke jalan yang benar, kurasa itu karena Tuhan masih menaruh harap pada kita, bahwa ada waktunya kita akan kembali ke jalanNya. Jika demikan halnya, mengapa kita yang justru menghakimi orang-orang yang demikian. Bukan Tuhan, tapi seringkali kita yang memberikan death sentence kepada mereka sehingga justru karena kita mereka yang terhilang tidak akan pernah kembali. Tapi sekali lagi, pilihan untuk memilih jalan hidup itu ad di tangan kita.
Harapan, kurasa itulah salah satu pesan yang ingin dibagikan oleh sang pembuat film tersebut. Harapan akan masa depan yang lebih baik, harapan bahwa kita bisa menciptakan masa depan yang lebih terang, bahwa masa depan kita ada dalam genggaman tangan kita. Harapan bahwa kita akan memilih jalan yang benar, meskipn jika saat ini kita sedang tersesat dan tidak lagi sanggup melihat apa yang ada di depan kita. Jangan pernah berhenti berharap. Bahkan malam yang paling kelam sekalipun akan berakhir dengan terangnya cahaya mentari pagi.
-Aris Budiyanto- :Adik KTBku yang dulu sangat pemalu, sekarang sudah sangat luar biasa.....
The first part, and the most memorable one is when Young Charles met the old him.
Young Charles: So this what becomes of us. Eric was right. Humanity does this to us.
Old Charles: Not if we show them a better past.
Young Charles: You still believe?
Old Charles: Just because someone stumbles and loses their way, it doesn’t mean they’re lost forever. Sometimes we need a little help.
Young Charles: I’m not the man I was. I open my mind and it almost overwhelms me.
Old Charles: You’re afraid, and Cerebro knows it.
Young Charles: In all those voices…so much pain.
Old Charles: It’s not their pain you’re afraid of — it’s yours. And frightening as it can be their pain will make you stronger if you allow yourself to feel it. Embrace it. It will make you more powerful than you ever imagined. It’s the greatest gift we have that can bear pain without breaking, and it’s born from the most human power: Hope. Please Charles, we need you to hope again.
Aku setuju sih dengan pernyataan Old Charles. Ada masa-masa di mana seseorang tersesat dan kehilangan arah, tidak tahu apa yang harus dilakukan dan bahkan merasa bahwa hidup ini tidak cukup berarti untuk diperjuangkan. Dan benar memang, jika kadangkala, bukan, melainkan seringkali kita bersembunyi, melarikan diri dari penderitaan kita. Kita tidak berani menghadapi masalah dan kenyataan hidup. Tapi kita tidak bisa terus menerus menghindar dan melarikan diri. Kemana pun kita lari, dimana pun kita bersembunyi masalah yang sama pasti akan berhasil mengejar kita dan tak ada jalan lain selain menghadapi masalah itu dan mengalahkannya. Tentu saja kita akan menghadapi banyak kesulitan, penderitaan dan tantangan, tapi kita tidak bisa maju jika kita tidak mampu mengalahkan semuanya itu. Aku menganut paham bahwa seorang pemenang bukanlah orang yang bisa menghindari masalah, tapi justru dia yang bisa berjuang mengatasi masalahnya dan mengalahkannya.
And the second part that I think it’s wonderful when Beast, Wolverine and Charles discussed about the future.
Hank McCoy: There’s a theory in quantum physics that time is immutable. It’s like a river — you can throw a pebble in and create a ripple, but the current always corrects itself. No matter what you do the river just keeps flowing in the same direction.
Wolverine: What are you trying to say?
Beast: What I’m saying is, what if the war is inevitable? What if she’s meant to kill Trask? What if this is simply who she is?
Charles Xavier: Just because someone stumbles and loses their way it doesn’t mean they’re lost forever. No, I don’t believe that theory Hank, and I can not believe that is who she is. Ready the plane. We’re going to Washington.
Aku percaya bahwa masing-masing kita memiliki jalan hidup kita sendiri, bahwa hidup kita sudah digariskan oleh Sang Pencipta. Tapi hal itu tidak berarti kita diharuskan menjalani hidup yang demikian. Aku percaya akan Tuhan yang mengatur hidup kita, tapi aku juga percaya bahwa Dia menganugerahkan kita kehendak bebas untuk kita menentukan arah hidup kita. Tentunya Tuhan tidak menciptakan kita untuk menjadi boneka atau robot, yang hanya menjalankan program yang telah dibuatNya tanpa tahu apa yang sedang kita kerjakan. Mungkin ada orang-orang yang menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi dalam hidup mereka, bahwa semuanya ini adalah takdir Tuhan yang tidak memihak mereka. Tapi, kupikir itu semua adalah kamuflase untuk menutupi ketidakmampuan mereka mengatasi kehidupan ini, bahwa mereka tidak berani memperjuangkan hidup mereka sehingga mereka bersembunyi dalam bayang-bayang takdir sebagai dasar pembenaran diri mereka sendiri.
Aku lebih memilih untuk meyakini bahwa apa yang terjadi dalam hidup ini disebabkan oleh diri kita sendiri. Memang benar bahwa Tuhan telah menyiapkan jalan bagi kita, tapi sekali lagi kita memiliki kebebasan untuk memilih menelusuri jalan yang telah disiapkanNya atau mengambil jalan sendiri. Dan apapun pilihan yang kita ambil, aku percaya bahwa semuanya itu tetap ada dalam kontrol Tuhan.
Ketika ada dari kita yang tersesat dan kehilangan arah, mungkin akan ada orang-orang yang menghakimi kita, tapi aku percaya bahwa selalu ada jalan dan kesempatan untuk kembali. Kita memiliki kesempatan untuk berbalik arah karena Tuhan masih mengijinkan kita dan memberi kesempatan. Tuhan masih bersabar dan menantikan kita untuk kembali ke jalan yang benar, kurasa itu karena Tuhan masih menaruh harap pada kita, bahwa ada waktunya kita akan kembali ke jalanNya. Jika demikan halnya, mengapa kita yang justru menghakimi orang-orang yang demikian. Bukan Tuhan, tapi seringkali kita yang memberikan death sentence kepada mereka sehingga justru karena kita mereka yang terhilang tidak akan pernah kembali. Tapi sekali lagi, pilihan untuk memilih jalan hidup itu ad di tangan kita.
Harapan, kurasa itulah salah satu pesan yang ingin dibagikan oleh sang pembuat film tersebut. Harapan akan masa depan yang lebih baik, harapan bahwa kita bisa menciptakan masa depan yang lebih terang, bahwa masa depan kita ada dalam genggaman tangan kita. Harapan bahwa kita akan memilih jalan yang benar, meskipn jika saat ini kita sedang tersesat dan tidak lagi sanggup melihat apa yang ada di depan kita. Jangan pernah berhenti berharap. Bahkan malam yang paling kelam sekalipun akan berakhir dengan terangnya cahaya mentari pagi.
-Aris Budiyanto- :Adik KTBku yang dulu sangat pemalu, sekarang sudah sangat luar biasa.....
Komentar